Saturday, May 3, 2008

Panduan Sistem Bangunan tinggi




Karya arsitektur merupakan hasil kolaborasi dari berbagai disiplin ilmu yang dirangkum dalam bentuk intuisi (black box) maupun dalam bentuk pemrograman (glass box). Rancangan yang dihasilkan dari pertimbangan dan rumusan konsep-konsep sistem bangunan (arsitektural, struktural, mekanikal, elektrikal) serta lingkungan sekitar...

Keterpaduan antara sistem yang membentuk karya arsitektur di nilai secara komprehensif, yaitu didasari atas pertimbangan lintas sektoral untuk memperoleh alternatif rancangan, sehingga diperoleh hasil rancangan yang optimal...




Penemuan-penemuan di berbagai bidang teknologi yang mendukung karya arsitektur, khususnya di bidang arsitektural, konstruksi, mekanikal, dan elektrikal serta bahan bangunan, bukan saja membuka peluang bagi diciptakannya karya-karya arsitektur yang nyaman dan berwawasan lingkungan, tetapi juga ekonomis dan efisien dalam pengoperasian dan pemeliharaannya.....

Dalam merancang bangunan tingkat tinggi, disamping aspek arsitektural, seorang arsitek perlu mempertimbangkan berbagai aspek lainnya, seperti struktural, mekanikal, elektrikal,dan biaya bangunan. Keterpaduan di antara sistem bangunan akan membuat bangunan tersebut bukan saja memiliki keindahan dan dapat digunakan sesuai fungsinya, tetapi juga dapta bertahan terhadap beban yang bekerja padanya dan mempunyai nilai ekonomis yang dapat dipertanggungjawabkan...

Sistem struktur bangunan tinggi harus mampu memikul beban gravitasi, beban angin dan goncangan akibat gempa bumi. Sistem mekanikal dan elektrikal meliputi transportasi vertikal, sistem tata udara, penanggulangan dan pencegahan bahaya kebakaran, sistem pelistrikan, dan sistem pemipaan perlu dipertimbangkan secara komprehensif....


Pertimbangan tekno-ekonomi ditujukan untuk mengetahui biaya investasi, titik impas, dan tingkat pengembalian invastasi yang digunakan untuk menentukan harga sewa atau harga jual bangunan tinggi....

Akhirnya, umpan balik digunakan untuk mengevaluasi rancangan bangunan tinggi, khususnya terhadap optimasi biaya daur hidup bangunan ( building life cyrcle costs). Hal ini dimaksudkan agar dalam perancangan bangunan tinggi pertimbangan tidak semata-mata ditujukan pada mendapatkan biaya awal yang rendah, tetapi hendaknya berorientasi pada berbagai kemungkinan yang akan terjadi pada saat bangunan tersebut di fungsikan, termasuk di dalamnya pertimbangan operasional, pemeliharaan dan perawatan bangunan...

sumber : Panduan Sistem Bangunan tinggi karya Jimmy s Juwana dan di edit oleh mahasiswa salah satu perguruan tinggi Islam swasta di Yogyakarta.

No comments: